Menulis itu Mudah, yaa kan?

Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang Ke-28

Pertemuan 9 : Jum’at, 27 Januari 2023

Waktu           : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Narasumber  : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator     : Lely Suryani, S.Pd. SD.

Materi           : Menulis itu Mudah

 

Menulis itu Mudah, yaa kan?

Hai… hai jumpa kembali dengan resume sederhanaku di kelas belajar menulis ini. Resume kali ini, saya agak terseok-seok karena keadaan yang sedang tidak bersahabat, qadarullah suami saya terkena types dan asam lambung naik sehingga harus rawat inap di RS Bhayangkara Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan. Saya pun harus strong karena selain harus ngurus suami, ada dua buah hati yang harus saya perhatikan juga kesehatannya supaya tidak ikutan sakit. Jadi, maafkan saya Prof. Ngainun dan Ibu Lely, saya terlambat mengikuti kelas pada pertemuan 9.

Saat membuka kelas moderator memberikan pandangannya tentang menulis. Berbicara masalah komitmen dan konsisten menulis, dua hal tersebut memang harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan pada dirinya. Perubahan ke arah yang positif tentunya. Seperti moderator yang berkomitmen untuk menulis sehingga mengantarkan beliau untuk menulis biografi Om Jay dan mengedit buku Om Jay yang diterima oleh Perpusnas. Berikut ini buku “50 Tahun Lebih Dekat Dengan Om Jay” dan “Kisah Om Jay 50 Tahun Menjadi Manusia”.


Moderator lanjut memperkenalkan narasumber. Narasumber pertemuan 9 ini merupakan seorang Kyai dan seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri, yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim yang akrab disapa Prof. Ngainun.

Di awal kelas, narasumber menyapa para peserta dan langsung membahas materi. Prof. Ngainun menyampaikan salah satu kunci menulis dengan mudah adalah (1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Jadi, pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Dengan demikian, tulis saja, jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis. Jika kunci nomor (1) dijalankan maka menulis akan mudah.

Kunci yang ke (2) Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis yang nulis saja. Keluarkan apa saja yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis, jangan dibaca dulu, cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya endapkan dulu. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo perbaiki. Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, Prof. Ngainun selalu membaca ulang tulisan, bisa sekali atau dua kali. Prinsip Prof. Ngainun sederhana yaitu meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita. Dalam hal ini Prof. Ngainun menulis hal yang berat dan ringan. Berat itu untuk kepentingan akademik karena sebagai seorang guru besar dan ringan itu untuk kepentingan publik karena Prof. menyukai menulis.

Lanjut kunci ke (3) Menulis tentang perjalanan. Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Jika sedang rekreasi tulis saja hal-hal yang sedang dialami. Itu akan mudah karena kita mengalaminya.

Ke (4) Menulis secara ngemil, yaitu sedikit demi sedikit. Prof. Ngainun memiliki target menulis setiap hari. Untuk blog atau Kompasiana, menargetkan 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, saya menargetkan 1 paragraf. Pagi Prof. Ngainun menulis artikel jurnal 1 paragraf, sampai di kantor menulis untuk blog. Dengan demikian, menulis menjadi terasa mudah.

Terima kasih Prof. Ngainun dan Bu Lely, malam ini sudah memotivasi untuk terus semangat menulis dan menjadikan menulis itu mudah, sampai jumpa dipertemuan berikutnya.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semoga Bisa Menjadi Penulis Penerbit Mayor

Inilah Konsep Buku Non Fiksi