Yuk, Menulis Buku Ajar!

Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang Ke-28

Pertemuan 19         : Senin, 20 Februari 2023

Waktu                     : Pukul 19.00 - 21.00 WIB

Narasumber            : Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd.

Moderator               : Mutmainah

Materi                     : Menulis Buku Ajar

 


Yuk, Menulis Buku Ajar!

Hai… hai tak terasa kita sudah sampai pada pertemuan 19 di kelas belajar menulis ini.

Lantas apa yang sudah dihasilkan? Tentunya ilmu yang sangat bermanfaat untuk kita semua, terutama saya yang berprofesi sebagai guru. “Jika ditanya apa profesi kita?” GURU. Jawaban itu kita sampaikan dengan rasa bangga karena guru adalah sebuah profesi yang mulia. Karena itulah, saya berprofesi menjadi seorang guru.

Salah satu pedoman kita saat di dalam kelas adalah “Buku Ajar”. Tapi pernahkah terbesit dalam diri kita untuk membuat buku ajar sendiri? Buku yang kita sesuaikan dengan karakter, latar belakang, dan kemampuan siswa kita masing-masing. Materi ini mengharapkan kita sebagai guru kreatif yang dapat menghasilkan buku ajar.

Malam hari ini, kita mendapatkan narasumber yang luar biasa. Beliau juga sudah sekelas Ahmad Fuadi. Buku Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd telah mendapatkan penghargaan dari perpustakaan nasional sebagai buku terbaik. Penghargaan ini juga telah didapatkan Ahmad Fuadi, semoga buku ibu Dr. Mudafiatun juga menemukan takdir sebagai buku best seller sebagai buku non fiksi. Menulis buku ajar seringkali tidak bisa dibuat oleh guru itu sendiri sebagai pengampu mata pelajaran. Padahal kalau guru tersebut membuat sendiri buku ajarnya, tentu akan jauh berbeda bila kita membuatnya sendiri dan tidak mengandalkan buku ajar buatan orang lain. Malam ini ibu Mudafiatun akan berbagi ilmu dan pengalamannya kepada kita semua.

Anda mungkin akan terkejut ketika membuat buku ajar dan ternyata buku tersebut banyak digunakan oleh ribuan sekolah. Tentu saja royalty bukunya ikut bertambah dan jangan kaget akan ada uang ratusan juta masuk ke rekening anda.

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. Pramudya Ananta Toer.

 

Menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan. Menulis merupakan tingkat literasi paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan.

 

Dr. Mudafiatun Isriyah, M. Pd . Beliau adalah konselor dan penulis juga asesor BAN PAUD Jatim. Lulus cumlaude prodi PAUD UNESA Surabaya dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling. Beliau juga merupakan alumni BM 4 asuhannya Omjay dan peraih buku terbaik Perpusnas 2021 bersama Prof. Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu.

 

Materi kita malam ini adalah:

1. Bahan Ajar  VS  Buku Ajar

2. Pentingnya BA dalam pembelajaran

3. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran

4. Cara Penulisan Buku Ajar

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

 

Yang pertama kita sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya komitmen.

 

Bagaimana Bahan Ajar vs Buku Ajar itu?

Pengertian Bahan Ajar, antara lain sebagai berikut.

1.     Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.

2.     Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

3.     Bahan Ajar Cetak, antara lain:

-       Buku Teks

-       Buku Referensi dan Monograf

-       Bahan Ajar Mandiri, seperti: Modul = BAJJ 

-       Panduan = Petunjuk = Pedoman

-       Atlas = Peta

-       Diagram = Poster

-       Brosur = Leaflet = Manual     

Bahan Ajar Non-Cetak, antara lain:

-       Internet = Web Based Courses = e-learning

-       CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer

-       Slide

-       Video / TV

-       Audio / Radio

Sedangkan Buku Ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001). Nah dari sini artinya kita sudah memiliki pengetahuan bahwa kemampuan akan bahan ajar yang sudah disiapkan?

 

MENGAPA BUKU AJAR PENTING DALAM PEMBELAJARAN?

1.    Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa.

2.    Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru.

3.    Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja.

4.    Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.

5.    Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi.

Hal ini sangatlah penting yang harus dipahami, mengapa buku ajar ini wajib diwujudkan oleh seorang guru. Mengacu pada TRILOGI PEMBELAJARAN, yang terdiri dari: (1) ada tujuan, (2) strategi, dan (3) penilaian, karena syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah mahasiswa/siswa – Materi – Guru/Dosen. Beban belajar mahasiswa untuk 2 sks (SN-DIKTI, 2015): 2 sks = 340 menit. Kebutuhan bahan bacaan? Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarya yaitu dengan menata buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampu.

 

KEUNTUNGAN BUKU AJAR BAGI GURU/DOSEN?

1. Promosi & Kenaikan Pangkat

2. Mendapatkan Insentif

3. Finansial-Royalti

4. Eksistensi Diri

5. Media Ekspresi

6. Branding Personal dan Institusi

7. Penguatan Keilmuan, dll. Eksistensi diri

Sangat banyak keuntungan buat diri kita. Guru adalah sebagai agen aktivitas pembelajaran.

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN ?

Guru adalah sebagai peneliti dan pembelajar. Pengalaman dan kurikulum sebagai pegangan kita dalam menulis buku ajar. Guru membuat RPS/Silabus. Desain pembelajaran sebagai langkah awal untuk memulai. Semua mata pelajaran yang di desain itu sama dengan outline calon buku kita. Nah ini akan menghasilkan buku ajar, buku modul, dan diktat. Seorang guru juga sebagai peneliti? maka akan menghasilkan buku referensi, monograf, dan artikel ilmiah. Dengan demikian, kita dapat membedakan jenis-jenis buku ajar.

Jenis-jenis Buku Ajar antara lain:

1. BUKU AJAR

2. BUKU MODUL

3. DIKTAT

4. PETUNJUK PRAKTIKUM

5. NASKAH TUTORIAL

 

Kalau buku hasil penelitian/pemikiran antara lain menghasilkan buku referensi dan monograf. Bagaimana dengan perbedaan buku ajar dan buku teks?

Buku Ajar pada umumnya:

1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.

3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.

5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.

6. Selalu memberikan rangkuman.

7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa

8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.

9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.

10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.

 

Buku Teks pada umumnya:

1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.

2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.

3. Disusun secara linier.

4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).

5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.

6. Belum tentu ada rangkuman.

7. Materi buku teks sangat  

8. Dikemas untuk dijual secara umum.

9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai.

10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.

 

Bagaimana cara penyusunan buku ajar?

1. PENATAAN INFORMASI (compilation text)

Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun.

2. PENGEMASAN KEMBALI (information repackaging)

Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalah RPS.

3. MENULIS SENDIRI (starting from scratch)

Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu.

 

Ada istilah prosedur kompilasi dengan kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan perbahan kajian sesuai dengan RPS. Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan perbahan kajian sesuai dengan RPS. Pilahlah hasil fotokopi tersebut berdasarkan urutan bahan kajian yang sesuai dengan RPS.

Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.

Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa). Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.

 

PROSEDUR PENGEMASAN KEMBALI INFORMASI

Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM). Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan: (1) Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai, (2) Petunjuk belajar bagi mahasiswa, (3) Latihan, (4) Ringkasan, (5) Umpan balik, (6) Evaluasi formatif.

 

Pertimbangan penulisan buku ajar oleh guru/dosen (menulis sendiri)?

-       Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu).

-       Guru mempunyai kemampuan menulis.

-       Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya.

-       Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.

Guru adalah pakar bagi dirinya sendiri dan ini merupakan skill kita sebenarnya yang tidak bisa tertandingi dengan profesi pekerjaan yg lain, bangga menjadi guru.

 

Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar, antara lain:

1. PRINSIP RELEVANSI

Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.

2. PRINSIP KONSISTENSI/KEAJEGAN

Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam.

3. PRINSIP KECUKUPAN

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

 

SISTEMATIKA BUKU AJAR

Biasanya tergantung dari penerbit juga tetapi kita sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan untuk menata outline buku kita sendiri yaitu: Pendahuluan, Penyajian, Penutup, Daftar Pustaka, dan Senarai (glossary).

Tinjauan Mata Pelajaran : Prakata 

֍ Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa

֍ Identitas Mata Kuliah

֍ Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar

֍ Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa

֍ Capaian Pembelajaran Mata kuliah

 

Kemampuan Akhir

Indikator Pendahuluan, terdiri dari:

֍ Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab tersebut. 

֍ Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi mahasiswa.

 

Penyajian:    

֍ Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) dan diikuti dengan contoh-contoh.

֍ Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.

֍ Tugas dan Latihan yang dilakukan mahasiswa setelah membaca uraian materi.

֍ Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas.

 

Penutup, terdiri dari:  

֍ Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan Akhir.

֍ Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes).

֍ Tindak lanjut.

 

DAFTAR PUSTAKA

SENARAI, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.

DAFTAR INDEX (jika diperlukan).

 

Lalu, materi malam ini ditutup dengan pantun.

Tak lupa beli piring melamin

Sampai jumpa hadirin semuanya

Semoga bertemu di kesempatan lain

Bersama guru binaan Bapak Wijaya kusuma

Pertanyaan 1

Umatun Nur Islamiyati dari Magelang.

Bagaimana langkah-langkah membuat buku ajar yang bermutu?

Jawaban:

Buku bermutu yang bisa mengukur adalah masing-masing guru pengampu mata pelajaran, RPS yang dibuat itu dasarnya, sesuai kurikulum dan saat ini didukung bagaimana implementasi dengan merdeka belajar itu sangat dibutuhkan saat ini, kolaborasi kurikulum, seni merancang ide-ide guru tentunya yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa di mana siswa itu berada.

 

Pertanyaan 2

Imro'atus Sholihah dari Jombang, Jawa Timur.

Ada istilah bahan ajar, modul ajar, dan diktat. Sepertinya ketiganya hampir sama?

Di antara tiga itu mana yang lebih tepat dibuat dan digunakan?

Bahan ajar biasanya dipakai di kalangan sekolah sendiri, kalau seperti ini siapa yang mengesahkan agar ada nilai KUMnya?

Jawaban:

Buku hasil tuangan dari bahan ajar sendiri, sesuai kurikulum dan RPS masing-masing guru, semua dapat dihargai dan ada nilai KUM, namun yang paling tinggi nilai KUM nya adalah buku hasil penelitian yaitu buku monograf dan referensi.

 

Pertanyaan 3

Hasbi Aprizal

Bagaimana caranya untuk menuliskan sebuah referensi didalam buku ajar?

Jawaban:

Seorang guru yang ingin menuangkan unek-uneknya sampai menulis buku referensi. Nah ini dipecah dari buku referensi menjadi buku ajar. Tentunya buku referensi ini adalah hasil penelitian yang didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa mendukung hasil penelitian secara ilmiah dan ini sangat mengkerucut. Kalau referensi berdasakan penelitian buku ajar hasil desain seorang guru dari RPSnya. Bagaimana mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar? Tentunya adalah guru bisa mengambil cuplikan hasil penelitian atau materi yang sangat menarik di antara materi yang sudah disiapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar, ini menarik sekali, seperti buku saya yang menang tersebut adalah hasil penelitian di kampus karena menarik saat itu perlu ilmu tentang belajar jarak jauh terutama ilmu BK yaitu bagaimana siswa/mahasiswa memiliki sikap menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yang saya angkat dalam buku saya tersebut. Namanya buku bernovelty, buku yg ada ruhnya, bapak ibu bisa mengangkat salah satu rancangan yang sudah tersedia ambil salah satunya baru dicarikan teorinya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan tersebut. Jadilah buku ajar yang sangat menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru mengangkat buku tersebut dari pengalaman guru itu sendiri di kelas.

 

Pertanyaan 4

Farida Lisanti

Saya pernah ikut tim penyusun buku ajar bahasa daerah setempat yang di rekrut Dinas Pendidikan, namun saya mendapat kendala ketika buku ajar sudah siap diajarkan kepada siswa di sekolah-sekolah ternyata banyak guru yang mengajar mata pelajaran mulok bahasa daerah ini kesulitan dalam menyampaikan materi sebab mengajarkan bahasa daerah setempat, sedangkan gurunya berasal dari propinsi lain.

Apa yang harus dilakukan saya pribadi dan Dinas Pendidikan agar pembelajaran bahasa daerah ini dapat dilaksanakan dengan baik?

Kita membuat buku juga berdasarkan hasil observasi bahwa nilai kebutuhan buku tersebut yang akan menggunakan harus sesuai, syukur-syukur juga melakukan penyebaran angket untuk kebutuhan buku selain observasi dan wawancara terkait kebutuhan buku tersebut? Saya sudah jelaskan bahwa kemampuan menulis dasarnya adalah: Penguasaan Ilmu, Kemampuan Berbahasa, Komitmen Guru itu bekal dasar bagaimana kita menulis buku yang bermanfaat

 

Pertanyaan 5

Saepul Hikmah asal SMPN 1 Rengasdengklok Karawang.

Kehadiran guru di kelas tidak bisa digantikan dengan yang lainnya wabilkhusus dalam tranformasi ranah  afektif. Bisa digantikan kah aspek ini andai diganti selain guru? Misal dengan media yang tadi telah disebutkan.

Jawaban:

Afeksi adalah tentang sikap, sesuai dengan buku saya.

Bagaimana menjaga komunikasi antara guru dengan siswa, secara online. Kita tahu kalo offline kita jelas dari gestur tubuh guru sudah bisa melihat bagaimana sikap siswa tersebut. Tetapi buku saya ini ada kemampuan seorang guru yang digiring agar guru itu bisa mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap kita itu guru bisa tahu walau secara online, yaitu membahas teori komunikasi impersonal. Transformasi ranah afektif ini tentang bagaimana mencari tahu hubungan komunikasi kita dengan siswa. Namanya guru bisa membaca komunikasi secara impersonal, atau jarak kebatinan.

 

Pertanyaan 6

Maria Ulfa dari Lombok

1. Manakah yang paling mungkin dibuat oleh seorang guru seperti saya Bunda?

2. Mengapa pengetahuan tentang Buku Ajar dan Bahan Ajar ini sangat penting untuk kita kuasai?

Jawaban:

Buku ajar itu sama dengan mengupas diri sendiri sebagai guru mata pelajaran yg di ampu. Pengetahuan tentang mata pelajaran ini kan guru tersebut yang mendesain indikator-indikatornya. Ini ruhnya buku ajar jika kita tahu ruhnya buku, maka mengajar itu sangat mudah dan luapan emosi kita dalam merancang buku itu akan mengikuti gaya pembuatan buku ini, sehingga buku ini akan tepat sasaran apa yang dibutuhkan siswa, karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini adalah guru yang bersangkutan.

 

Pertanyaan 7

Dewi Indria dari Seruyan, Kalimantan Tengah

Materi yang sangat saya nanti karena saya ingin sekali bisa membuat buku ajar sendiri dan malam ini dapat tercerahkan dengana materi yang ibu sampaikan. Pertanyaan saya, apakah buku ajar ini berasal dari RPP kita yang kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut, Kemudian apakah buku ajar ini juga berisi materi dan juga soal-soal sebagai mana buku LKS?

Jawaban:

Seperti apa kesungguhan dalam mewujudkan keinginan untuk membuat buku mari buktikan bersama saya kayaknya yang siap didampingi dalam menulis buku ajarnya. Betul sekali, buku ajar ini sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi ibu. Desain isi seperti apa itu ibu yang tentukan sendiri tentunya mengikuti karakter dan kemampuan siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya. RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif. Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting sehingga kita harus lebih banyak menggunkan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang sesuai. Untuk soal-soal dan LKS ini kan rancangan dari guru sendiri, bisa juga di angkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.

 

Pertanyaan 8

1. Apakah RPP itu termasuk bahan ajar? Karena didalamnya juga ada ringkasan materi dan alat penilaian yang guru buat sendiri.

2. Apakah modul yang kita buat bisa dikumpulkan dan dijadikan bahan ajar?

3. Apakah bisa diterbitkan menjadi sebuah buku yg ber ISBN?

Jawaban:

RPP bukan bahan ajar tetapi RPP bisa dipakai sebagai outline bahan ajar. Modul kita ini bisa dibuat bahan ajar. Tentunya sesuai persyaratan buku ber-ISBN semua hasil karya karsa guru bisa di ISBNkan.

 

Pertanyaan 9

Siti Badriyah dari Lamongan

Dalam kurikulum merdeka guru dibebaskan untuk mengembangkan kemampuannya dan kemampuan siswa. Apa manfaat bahan ajar yang kita buat sendiri dibandingkan bahan ajar yang sudah disiapkan negara? Bagaimana cara membuat bahan ajar yang menarik?

Jawaban:

Siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru harus punya inisiasi yang super. Bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar yang bisa memenuhi kebutuhan siswanya. Seperti apa kebutuhan siswanya? Siswa akan belajar mandiri yang diberi kebebasan untuk mengolah info dari guru. Bagaimana buku yang tepat untuk siswa yang belajar mandiri? Guru harus memfasilitasi buku modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatannya disatukan dalam buku Modul atau buku Panduan. Apakah buku modul bisa ber-ISBN ?

 

Pertanyaan 10

Dyah dari Kabupaten Bandung Barat

1. Ada istilah RPS dan RTM, ini kepanjangannya apa ya?

2.Jika menulis buku ajar tentang penggunaan sebuah aplikasi, apakah harus menggunakan aplikasi versi terbaru atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan di sekolah?

3. Untuk buku dari hasil PTK termasuk ke dalam kategori buku apa?

Jawaban:

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester Mahasiswa (RTM). Buku ajar saat ini memang disarankan mengikuti siswa yang kekinian. Aplikasi? Sangat bagus apalagi menciptakan sendiri aplikasi dan implementasinya. Buku hasil PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUMnya bisa 40 full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil penelitian. Semangat untuk mendapatkan pengetahuan, karenaa Tuhan akan memberikan kita bagi yang mau berusaha sebuah derajat diri yang tak ternilai. Guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok guru idaman. Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yang sesungguhnya?? sungguh tidak manusiawi jika seorang tidak merancang pembelajaran yang sesuai kebutuan siswa. Oleh karena itu, marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang sangat ditunggu siswa. Jadilah guru yang kreatif, desainlah pembelajaran yang menarik, buatlah buku ini sebagai hasil karya guru yang di tunggu.

Dengan kita membuat resume maka kita telah mengikat ilmu yang diterima dengan tulisan. Sesuai yang disampaikan oleh Omjay “IKATALAH ILMU DENGAN CARA MENULISKANNYA”. Terima kasih Bu Muda dan Bu Emut, malam ini sudah berbagi ilmu tentang menulis buku ajar, sampai jumpa dipertemuan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salam Kenal, Saya Pemula 😀

Menulis itu Mudah, yaa kan?

Koneksi Antar Materi Modul 3.1