Inilah Konsep Buku Non Fiksi
Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang Ke-28
Pertemuan 14 :
Rabu, 8 Februari 2023
Waktu : Pukul 19.00 - 21.00 WIB
Narasumber : Musiin, M.Pd.
Moderator : Yandri Novita Sari, S.Pd.
Materi : Konsep Buku Non Fiksi
Inilah Konsep Buku Non Fiksi
Hai… hai jumpa kembali dengan resume sederhanaku di kelas belajar menulis ini. Malam ini membahas konsep buku non fiksi. Fiksi dan non fiksi tentu dua hal yang berbeda. Perbedaan buku fiksi dan non fiksi diantaranya bisa ditinjau dari bagian isi buku. Buku fiksi ditulis berdasarkan imajinasi sehingga isi dari jenis buku ini lebih banyak berupa cerita yang menghibur dan membangkitkan emosi sedangkan non fiksi adalah suatu karangan yang isinya bukanlah imajinasi tetapi merupakan suatu imajinasi tetapi merupakan suatu karya seni yang faktual atau mengandung kebenaran.
Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi
poin penting bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap
lembarannya. Jika kita berbicara tentang buku, maka penulis harus mengetahui
bagaimana konsep buku yang akan ditulis. Selain memiliki tujuan dan manfaat,
konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang
digarap dapat tuntas baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Jadi bagi
seorang penulis mengetahui konsep buku sangat penting karna berkaitan dengan
pola yang akan memudahkan proses penulisan buku. Hal ini juga agar kita
terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer’s
block.
Adapun materi tentang “Konsep Buku Nonfiksi”
akan dikupas tuntas oleh narasumber kita malam ini Ibu Musiisn, M.Pd yang akrab
dipanggil Bu Iin. Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan
Kediri. Beliau merupakan peserta KBMN Gelombang 8 yang berhasil duet dengan
Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul Literasi Digital Nusantara
Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi yang telah berhasil
dipajang di Toko Buku Gramedia secara online maupun offline.
Selain jadi penulis, narasumber kita malam ini adalah Founder Organisasi
Swadaya Masyarakat YAPSI, Founder PT In Jaya, dan pernah berhasil menempuh
Short Course di SEAMEO RELC di Singapura.
Narasumber yang luar biasa tentunya juga didampingi oleh moderator yang luar biasa pula. Kelas malam ini dimoderatori oleh Ibu Yandri Novitas Sari yang berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat lulusan KBMN Gelombang 25-26.
Narasumber membuka kelas dengan memotivasi peserta bahwa sebagai penulis pemula, bahkan bisa dikatakan mulai dari nol beliau telah berhasil mengalahkan tantangan. Mengapa demikian? Karena di awal kelas menulis Gelombang 8, beliau belum mempunyai blog. Lalu termotivasi dengan berikut ini.
Is there a book inside you? Yes, Yes, Yes.
Lanjut ke materi, bahwa tulisan nonfiksi bersifat objektif dan berbasis data dan fakta. Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif apa adanya. Berikut ini contoh tulisan-tulisan nonfiksi.
Narasumber tidak pernah bermimpi untuk dapat menulis buku, namun dengan bergabung kelas menulis Omjay menjadi pembuktian bahwa “tidak ada yang tidak mungkin”. Sesuai kata Prof. Thenaldi Kasali bahwa kalua kita berpikir secara Opportunity Based maka kita selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan. Seperti nasihat Omjay “menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”.
Lanjut ke materi tentang pola penulisan buku
nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola, antara lain:
1. Pola Hierarkis (buku disusun berdasarkan
tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit).
2. Pola Prosedural (buku disusun berdasarkan
urutan proses).
Contoh: Buku Panduan.
3. Pola Klaster (buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).
Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, antara lain:1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
1. Menentukan tema
2. Menemukan Ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema dapat ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, dan lain-lain.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide
yang menarik, penulis dapat mendapatkan dari berbagai hal, contohnya:
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/ Twitter/ Whatsapp/
Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survei
10. Wawancara
Artinya kita tidak akan dapat menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita.
Tema yang diangkat narasumber pada bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi Prof. Ekoji Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tanyang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta. Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, non
formal, atau informal.
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal,
non formal, atau informal.
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga
saat ini.
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan.
Inilah “a book inside you”.
Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.
1. Halaman judul
2. Halaman persembahan (opsional)
3. Halaman daftar isi
4. Halaman kata pengantar (opsional, dapat
meminta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman prakata
6. Halaman ucapan terima kasih (opsional)
7. Bagian/bab
8. Halaman lampiran (opsional)
9. Halaman glosarium
10. Halaman daftar pustaka
11. Halaman indeks
12. Halaman tentang penulis
Untuk merevisi draf, kita dapat menerapkan proofreading
sebelum menerbitkan tulisan.
Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, kita dapat mengecek di Google Trends.
Ini merupakan hasil penelusuran tentang topik
Kurikulum Merdeka. Terlihat topik tersebut masih cukup tinggi sehingga jika
menulis tentang topik tersebut maka tulisan kita akan diminati banyak orang.
Kita juga dapat membandingkan trend antar topik di Google Trends.
Setelah materi dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab. Beragam pertanyaan luar biasa dari para peserta dijawab oleh
narasumnber, namun masih ada 8 pertanyaan yang belum terjawab karena waktu
sudah larut malam, akhirnya, akan dilanjutkan via wa oleh narasumber. Bu Musiin
juga memotivasi kita bahwa tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah
kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan
kepada usaha yang besar. Mari kita menulis dan jangan pulang sebelum menang. Kita
semua sudah di tengah jalan maka segeralah ambil piala kemenangan. Tak hanya
narasumber, moderator pun menutup kelas dengan motivasi. Mengutip kata-kata
dari A Wan Bong, “tidak ada yang bisa menghalangi orang dari mati, tapi dengan
menulis, ia masih memiliki peluang untuk ‘hidup abadi’”.
Terima kasih Ibu Musiin dan Bu Yandri, malam ini sudah berbagi ilmu tentang konsep menulis buku non fiksi dan memotivasi untuk menciptakan buku solo, sampai jumpa dipertemuan berikutnya.
Komentar
Posting Komentar